Shockbreaker atau peredam kejut pada sepeda motor punya fungsi bisa meredam goncangan dan getaran berlebihan.
Meski masuk kategori slow moving, kerusakan komponen ini bisa berbuntut Panjang. Yang paling parah adalah tulang ekor dari pengendara dan penumpang bisa mengalami patah tulang alias fraktur.
Karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi shockbreaker. Walau tidak ada standar perhitungan jadwal pergantian, patokannya sesuai kondisi penggunaan dan medan jalan yang dilalui. Namun, pemilik sepeda motor bisa menganalisa kerusakan sebelum waktunya.
Shockbreaker yang hampir mati, bantingan sepeda motornya jadi terasa aneh. Bila dilakukan cek fisik, ayunan suspensinya terasa melambat.
Umumnya, pemilik motor bisa cek kondisi shockbreaker bila masuk usia pakai dua tahun atau lebih. Karena di usia ini, biasanya kondisi sepeda motor sudah mulai berulah. Meski belum tentu rusak, minimal bisa dideteksi terlebih dahulu
Dan shockbreaker pada bagian belakang sepeda motor biasanya lebih cepat rusak. Biasanya ini disebabkan oleh bobot pengendara dan beban muatan motor keseluruhan bertumpu di suspensi. Muatan yang over kapasitas bisa saja menyebabkan shockbreaker amblas.
Pemilik sepeda motor bisa cek kondisi shockbreaker, jika fisik shockbreaker belakang terlihat ada rembesan oli sedikit saja, maka itu berarti sudah waktunya ganti
Jika belum yakin, perhatikan ketika berboncengan atau membawa beban muatan berat dan melewati polisi tidur, apakah shockbreaker terasa 'ngayun' dan goncangan
yang terjadi lebih banyak?
Jika membawa muatan berat dan shockbreaker mati, maka bantingan suspensi terasa mental. Dan goncangan yang dihasilkan pun akan lebih banyak.
Selamat berkendara, jangan lupa simak dengan detail shockbreaker sepeda motormu, ya!